Jakarta, JaringBisnis. Seiring dengan perkembangan teknologi, ancaman kejahatan siber juga kian meningkat. Masyarakat dituntut lebih berhati-hati agar tidak menjadi korban.
Untuk memperkuat perlindungan kepada masyarakat dari ancaman kejahatan siber, PT Digital Forensic Indonesia (DFI) meluncurkan Indonesia Cyber Crime Combat Center (IC4), aplikasi layanan digital untuk membantu mencegah dan menanggulangi berbagai bentuk kejahatan daring, termasuk penipuan online yang marak terjadi belakangan ini. Masyarakat dapat mengakses layanan IC4 melalui situs resmi maupun aplikasi yang tersedia di platform Android dan iOS.
IC4 menyediakan berbagai fitur layanan, seperti Cek Data sebagai deteksi awal kejahatan online. Melalui fitur ini, kita dapat mengecek email, link phishing, file/APK, rekening, pesan penipuan, nomor telepon, hingga profil fintech. Selain itu, lewat IC4, juga bisa melaporkan kasus kejahatan online.
IC4 juga menampilkan artikel-artikel pakar yang mengulas tentang kejahatan siber, termasuk modus dan saran pencegahan. Kita juga dapat melakukan take down permanen link/URL terkait kejahatan online dengan cepat untuk mencegah kerugian melalui aplikasi ini.
Peluncuran IC4 dihadiri Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria, Deputi III Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN), Sulistyo. Turut hadir sejumlah pakar teknologi informasi dan keamanan siber, seperti Onno Widodo Purbo dan Gildas Deograt Lumy.
“Dengan adanya IC4, diharapkan tingkat literasi digital masyarakat meningkat, serta tercipta ekosistem digital yang lebih aman dan terpercaya di Indonesia. Sehingga istilah no viral, no justice tidak akan terjadi lagi karena masyarakat dapat melaporkan kejahatan online secara gratis,” ujar Ruby Alamsyah, CEO sekaligus Founder IC4.
Ia juga meminta, masyarakat untuk tetap waspada terhadap berbagai modus kejahatan online. Masyarakat dapat mengunjungi website dan aplikasi IC4 serta berinteraksi dengan tim support IC4 untuk berkonsultasi terkait kejahatan daring, modus operasinya, hingga melakukan pengecekan data digital.
Selain masyarakat secara umum, Ruby menambahkan, korporasi juga bisa memanfaatkan aplikasi IC4 untuk memperkuat sistem keamanan digitalnya, terutama perusahaan-perusahaan yang memiliki klien atau langganan dalam jumlah besar. “IC4 dapat membantu korporasi meningkatkan keamanan digital di ekosistemnya, seperti melindungi nasabah atau pelanggan,” imbuhnya.
Di sisi lain, Nezar Patria menegaskan Indonesia tengah menempuh perjalanan yang krusial dalam transformasi digital. Selain berbicara mengenai big data maupun kecerdasan artifisial (AI), keamanan digital juga harus menjadi perhatian seluruh stakeholder ekosistem digital.
“IC4 merupakan sumbangsih dari ekosistem dalam memperkuat keamanan ruang digital di Indonesia. IC4 diharapkan dapat menjadi salah satu pilar dalam perlindungan atas kejahatan online bagi masyarakat secara luas,” ujarnya.
Sedangkan Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia BSSN Sulistyo menyatakan, IC4 merupakan inisiasi yang positif dari ekosistem digital sebagai solusi yang akan membantu pemerintah meminimalisir risiko kejahatan online.
“UU Keamanan dan Ketahanan Siber telah masuk Prolegnas DPR RI di era Presiden Prabowo Subianto. Kontribusi dari komunitas keamanan digital seperti aplikasi IC4 ini dapat menjadi bagian strategi keamanan siber nasional,” ujarnya.
Menurut data Komdigi, layanan cekrekening.id telah menerima 572 ribu aduan nomor rekening terkait penipuan online pada periode 2017-2024. Adapun, kerugian dari tindak kejahatan tersebut ditaksir mencapai triliunan rupiah.
Kondisi ini menunjukkan urgensi kehadiran IC4 sebagai kanal pelaporan dalam memerangi kejahatan siber yang dapat diakses oleh masyarakat luas.
Selama periode trial IC4 pada 2023-2024, setidaknya terdapat tiga modus penipuan online yang paling sering terjadi, yakni penipuan berkedok instansi pemerintahan dengan mengirimkan link website Google Play palsu untuk download APK, penipuan phishing link berkedok klaim dana bansos, dan penipuan lowongan pekerjaan.
Dari tiga modus ini, penipuan lowongan pekerjaan berada di peringkat teratas, dengan rata-rata tiga laporan kasus per minggu atau sekitar 156 laporan kasus di sepanjang 2024. (JB/03/Wid)